Sistem Pengolahan Data
System pengolahan data adalah system pengolahan data. Dalam pandangan kita, system pengolahan data adalah sama dengan system akuntansi. Pndangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada mulanya computer hnaya diterapkan untuk tugas akuntansi dan, penggunaanya disebut pengolahan data elektronik atau EDP.
empat jenis pengolahan data :
- system manual. System pertama adalah manual system ini hanya terdiri atas orang pulpen, pensil, dan buku besar (ledger) untuk membuka entri. Buku besar menggambarkan recod dari operasi perusahaan.
- Mesin keydriven, penemuan mesin ini seperti cas register, mesin ketik dan kalkulator meja
meringankan tugas pengurusan data yang besar.
- Mesin punched card, dengan cara yang sama sejumlah organisasi yang besar mencatat transaksi mereka dalam benituk punched card (kartu berlubang) dan menggunakan mesin puched card pemeliharaan dan pengolahan file yang penting.
- Computer. Sekarang, semua organisasi yang besar dan sebagian besar organisasi yang lebih
kecil mengandalkan computer untuk melakukan mayoritas pengolahan data mereka.
Era permulaan database ditandai dengan :
- Pengulangan data
- Ketergatungan data
- Kepemilikan data yang tersebar
Konsep Database
- ™ Yaitu integrasi logis dari catatan-catatan file.
- ™ Tujuan dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai independensi data.
- ™ Independensi data adalah kemampuaan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.
- ™ Independensi data dicapai dgn menempatkan spesifikasi dalam tabel & kamus yg terpisah secara fisik dari program.
- ™ Program mengacu pada tabel untuk mengakses data.
Saat mengadopsi konsep database, Struktur Database menjadi :
• Database
• File
• Catatan
• Elemen data
• Database
• File
• Catatan
• Elemen data
Sistem Pengolahan Data Sample
data sample digunakan oleh perusahaan distribusi yaitu perusahaan yang mendistribusikan barang dan jasa kepada para pelanggannya.kita namakan system tersebut dengan system distribusi.
PENYIMPANAN SEKUNDER
1. Penyimpanan Berurutan (Sequential Access Storage Device)
- Suatu organisasi / penyusunan data di suatu medium penyimpanan yang terdiri darisuatu catatan mengikuti satu catatan lain dalam suatu urutan tertentu .
- Contoh pita magnetik yg digunakan untuk menyimpan data komputer memiliki bentukfisik yg sama dengan pita audio.
- Penyimpanan Akses Langsung (Direct Access Storage Device)™ Cara mengorganisasikan data yang ditulis dan dibaca tanpa pencarian secara berurutan. ™ DASD dapat diarahkan ke lokasi manapun dalam medium penyimpanan dan digunakan sebagai media input.
PEMROSESAN DATA
1. Pemrosesan Batch
9 Pengumpulan transaksi dan pemrosesan semua sekaligus dalam batch.
9 kelemahan dari pemrosesan ini manajemen tidak selalu memiliki informasi mutakhir yg
menggambarkan sistem fisik.
2. Pemrosesan On-Line
Pengolahan transaksi satu per satu, kadang saat terjadinya transaksi, karena pengolahan on- line berorientasi transaksi.
3. Sistem Real Time
Sistem yang mengendalikan sistem fisik, dimana sistem ini mengharuskan komputer berespon cepat pada sistem fisik.
DOKUMENTASI SISTEM
Dokumentasi system menggunakan diagram arus data (DFD) untuk menggambarkan system kita harus mengetahui salah satu dari fasilitas utama tujuanya adalah untuk mendokumentasi logika system dan logika tersebut dijalankan oleh segala jenis system yaitu manual, key driven, computer.
TINJAUAN SINGKAT MENGENAI SISTEM
Diagram kontek menggambarkan system dalam konteksnnya dengan lingkungannya sistem distribusi digambarkan sebagai sebuah persegi panjang tegak lurus, dengan tanda panah yang menggambarkan data yang mengalir antara sistem dan lingkunganya. Elemen lingkungan digambarkan dengan persegi panjang yang lebih kecil.
SUBSISTEM UTAMA DARI SISTEM DISTRIBUSI
Diagram kontek cocok untuk menentukan wilayah sistem yaitu elemen lingkungan dan interface. Sub sistem di definisikan dengan sebuah persegi panjang. Sub sistem yang pertama berkenaan dengan pemenuhan pemesanan pelanggan yang kedua berkenaan dengan penambahan stok dari pemasok dan yang ketiga berkenaan dengan pemeliharaan atau kepengurusan buku besar perusahaan.
BAB
VI
SISTEM
BILANGAN DAN
KODE
YANG MEWAKILI DATA
A.
PENDAHULUAN
Deskripsi
Singkat
Bab ini mengemukakan
tentang sistem bilangan yang terdiri dari sistem bilangan biner, sistem
bilangan octal, sistem bilangan hexadesimal dan sistem bilangan desimal serta
konversi antara sistem bilangan. Disamping itu juga membahas tentang kode yang
mewakili data berupa BCD, SBCDIC, EBCDIC, dan ASCII 7-bit.
Relevansi
Pembahasan
bab ini penting dipahami karena sistem bilangan merupakan dasar yang sangat
membantu dalam melakukan perhitungan-perhitungan, maupun menjalankan
logika-logika dalam suatu operasi didalam sistem komputer.
Tujuan
Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan
dapat menjelaskan sistem bilangan dan kode yang mewakili data.
B.
PENYAJIAN
1.
Sistem Bilangan
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item
phisik. Sistem bilangan menggunakan suatu sistem bilangan dasar atau basis
(base atau disebut dengan radix) yang tertentu. Basis yang dipergunakan
masing-masing sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang
dipergunakan. Sistem
Bilangan yang digunakan dikomputer (Hartono, 1999) meliputi:
1.
Sistem
bilangan biner dengan basis 2, menggunakan 2 macam simbol yaitu 0 dan 1. kalau
dalam computer adalah on dan of atau true dan false (benar dan salah).
2.
Sistem
bilangan octal dengan basis 8, menggunkan macam simbul 0,1,2,3,4,5,6, dan 7.
3.
Sistem bilangan hexadecimal dengan basis 16, menggunakan
macam simbul 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E dan F.
4.
Sistem bilangan decimal dengan basis 10, menggunakan
macam simbul bilangan 0,1,2,3,4,5,6,4,7,8 dan 9.
Sistem bilangan mempunyai basis atau dasar bilangan
tertentu, absolute digit, dan I positional value atau nilai posisi. Bilangan-bilangan tersebut trdiri
dari:
Nama
|
Base
|
Absolute Digit
|
Binary
|
2
|
01
|
Ternary
|
3
|
012
|
Quartenary
|
4
|
0123
|
Quinary
|
5
|
01234
|
Senary
|
6
|
012345
|
Septenary
|
7
|
0123456
|
Octanary
(actal)
|
8
|
01234567
|
Nonary
|
9
|
012345678
|
Denary
(decimal)
|
10
|
0123456789
|
Undery
|
11
|
0123456789A
|
Duodenary
|
12
|
0123456789AB
|
Tredenary
|
13
|
0123456789ABC
|
Quartuordenary
|
14
|
0123456789ABCD
|
Quidenary
|
15
|
0123456789ABCDE
|
Hexadenary
(hexadecimal)
|
16
|
0123456789ABCDEF
|
Dari bilangan
tersebut hanya akan dibahas 4 sistem bilangan, yaitu:
- Sistem Bilangan Binary
Bilangan binery hanya mengenal angka 0 dan 1, sehingga
bilangan biner mempunyai base 2. Dengan demikian kenaikan nilai pada bilangan
binary merupakan angka 2 pangkat n(2ⁿ), untuk lebih jelasnya lihat Contoh:
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64
32 16 8
4 2 1
Contoh:
Bilangan bulat:
11100010 mempunyai nilai decimal: 226
27 26 25 24
23 22
21 20
128 64
32 16 8
4 2 1
1 1 1 0
0 0 1 0
128 + 64
+ 32 + 0 + 0
+ 0 + 2 + 0 = 226
Bilangan pecahan:
1110.010 mempunyai bilangan decimal: 14¼
27 26 25 24 23
22 21
20 . 2-4
2-2
128
64 32
16 8 4 2 1 . ½ ¼
1 1 1 0 . 0 1
8 + 4 + 2 0
. 0 +
¼ = 14¼
Penjumlahan:
Pada bilangan binary bila angka yang dijumlahkan lebih dari 1. Akan
dipindahkan carry angka 1 ke angka
sebelah kiri.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus di bawah ini:
1. 0 + 0 = 0
2. 1 + 0 = 1
3. 0 + 1 = 1
4. 1 + 1 = 0 dan carry adalah 1
Contoh:
111
1 carry
00001101
10011101 +
10101010 hasil penjumlahan
Pengurangan:
Pada bilangan binary
bila angka yang akan di kurangi masih belum dapat mencukupi nilainya, maka akan
dipindahkan (carry) angka 1di sebelah kiri.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus dibawah ini:
1. 0 – 0 = 0
2. 1 – 0 = 1
3. 0 – 1 = 1 dan carry yang diambil di
sebelah kiri.
4. 1 – 1 = 0
Contoh:
11 1 carry
11 1 carry
10110110
11101
+
10011001 hasil penjumlahan
Perkalian
Perkalian bilangan binary dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan
perkalian bilangan decimal.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus dibawah ini:
0 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 0 = 0
1 x 1 = 1
Contoh:
1110
1100 x
0000
0000
1110
1110
+
10101000
Pembagian
Pembagian bilangan
binary dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan pembagian bilangan decimal.
Pembagian dengan digit biner 0 tidak mempunyai arti.
Untuk lebih jelasnya lihat rumus dibawah ini:
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
Contoh:
101 1111101 11001
101
101
101
0101
101
0
b. Sistem Bilangan Octal
Bilagan octal mempunyai
base 8, yaitu terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Dengan demikian
setiaqp kenaikan nilai pada bilangan octal merupakan angka 8 pangkat n (8ⁿ),
untuk lebih jelasnya, lihat kenaikan angka pada bilangan actal dibawah ini:
83
82 81
80
Contoh:
Bilangan octal: 1213
mempunyai nilai decimal : 651
1 x 83
+ 2 x 82
+
1 x 81 +
3 x 80 = 1 x 512 + 2 x 64 + 1 x 8 + 3 x 1 = 512 + 128
+ 8 + 3 = 651
Atau ditulis dengan
notasi:
1213 8 = 65110
Penjumlahan
Penjumlahan bilangan
octal dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan penjumlahan bilangan
decimal.
Untuk lebih jelasnya
lihat dapat lihat contoh dibawah ini:
25
127
+
154
Langkah penyelesaianya
adalah:
510 + 710 = 1210 =148
210 + 210 + 110 = 510 = 58
110 =
110 = 18
Pertambahan octal dapat
juga dilakukan dengan bantuan table dibawah ini:
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
0
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
10
|
2
|
|
4
|
5
|
6
|
7
|
10
|
11
|
|
3
|
|
6
|
7
|
10
|
11
|
12
|
||
4
|
|
10
|
11
|
12
|
13
|
|||
5
|
|
12
|
13
|
14
|
||||
6
|
|
14
|
15
|
|||||
7
|
|
16
|
Tabel
pertambahan digit octal.
Dengan menggunakan tabel maka
pertambahan menjadi:
Contoh :
25
127
+
14
4
1 +
154
Pengurangan
Pengurangan bilangan octal dapat
dilakukan dengan menggunakan table pertambahan digit octal
Contoh :
154
127
-
25
Perkalian
Perkalian octal dapat dilakukan
dengan menggunakan table:
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
2
|
|
4
|
6
|
10
|
12
|
14
|
16
|
|
3
|
|
11
|
14
|
17
|
22
|
25
|
||
4
|
|
20
|
24
|
30
|
34
|
|||
5
|
|
31
|
36
|
43
|
||||
6
|
|
44
|
52
|
|||||
7
|
|
61
|
Tabel
perkalian digit octal
Contoh:
16
14 +
70
16
+
250
Pembagian
Pembagian octal dapat dilakukan
dengan cara seperti pembagian decimal:
Contoh:
14 250 16
14
-
110
110 -
0
c. Sistem Bilangan Hexadesimal
Bilangan hexadesimal
mempunyai base, yaitu terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
ditambah huruf A, B, C, D, E, dan F sebagai realisasi angka 10 sampai 15.
Dengan demikian setiaqp kenaikan nilai pada bilangan hexadesimal merupakan
angka 16 pangkat n (16ⁿ), untuk lebih jelasnya, lihat kenaikan angka pada
bilangan actal dibawah ini:
164 163 162
161 160
Contoh:
Bilangan hexadesimal: 7AB1 mempunyai nilai decimal : 31409
164 163
162 161
160
65536
4096 256 16 1
X X
X
X
7 10 11
1
28672
+ 2560 +
176 + 1
= 31409
Penjumlahan
Penjumlahan hexadecimal dapat juga dilakukan dengan bantuan tabel sebagai
berikut :
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|
0
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|
1
|
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
10
|
|
2
|
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
10
|
11
|
||
3
|
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
10
|
11
|
12
|
|||
4
|
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
10
|
11
|
12
|
13
|
||||
5
|
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|||||
6
|
|
C
|
D
|
E
|
F
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
||||||
7
|
|
E
|
F
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
|||||||
8
|
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
||||||||
9
|
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
|||||||||
A
|
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
||||||||||
B
|
|
16
|
17
|
18
|
19
|
1A
|
|||||||||||
C
|
|
18
|
19
|
1A
|
1B
|
||||||||||||
D
|
|
1A
|
1B
|
1C
|
|||||||||||||
E
|
|
1C
|
1D
|
||||||||||||||
F
|
|
1E
|
|||||||||||||||
Tabel Penjumlahan Digit Hexadesimal
Dengan menggunakan table maka
pertambahan menjadi:
Contoh: CBA
627 +
11
D
12
+
12E1
Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal
dapat dilakukan dengan menggunakan table pertambahan hexadecimal.
Contoh:
BAD
4
3 1 -
FDE
Perkalian
Perkalian hexadesimal
dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel berikut :
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
2
|
|
4
|
6
|
8
|
A
|
C
|
E
|
10
|
12
|
14
|
16
|
18
|
1A
|
1C
|
1E
|
|
3
|
|
9
|
C
|
F
|
12
|
15
|
18
|
1B
|
1E
|
21
|
24
|
27
|
2A
|
2D
|
||
4
|
|
10
|
14
|
18
|
1C
|
20
|
24
|
28
|
2C
|
30
|
34
|
38
|
3C
|
|||
5
|
|
19
|
1E
|
23
|
28
|
2D
|
32
|
37
|
3C
|
41
|
46
|
4B
|
||||
6
|
|
24
|
2A
|
30
|
36
|
3C
|
42
|
48
|
4E
|
54
|
5A
|
|||||
7
|
|
31
|
38
|
3F
|
46
|
4D
|
54
|
5B
|
62
|
69
|
||||||
8
|
|
40
|
48
|
50
|
58
|
60
|
68
|
70
|
78
|
|||||||
9
|
|
51
|
5A
|
63
|
6C
|
75
|
7E
|
87
|
||||||||
A
|
|
64
|
6E
|
78
|
82
|
8C
|
96
|
|||||||||
B
|
|
79
|
84
|
8F
|
9A
|
A5
|
||||||||||
C
|
|
90
|
9C
|
A8
|
B4
|
|||||||||||
D
|
|
A9
|
B6
|
C3
|
||||||||||||
E
|
|
C4
|
D2
|
|||||||||||||
F
|
|
E1
|
Tabel Perkalian Digit Hexadesimal
Contoh:
A C
1 B +
8 4
6 E
C
A
+
1224
Pembagian
Pembagian hexadesimal dapat
dilakukan dengan cara seperti pembagian decimal:
Contoh:
1B 1224 AC
10E -
144
144 -
0
d. Sistem Bilangan Desimal
Bilagan desimal
mempunyai base 10, yaitu terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
Dengan demikian setiap kenaikan nilai pada bilangan desimal merupakan angka 10
pangkat n (10ⁿ), untuk lebih jelasnya, lihat kenaikan angka pada bilangan actal
dibawah ini:
104 103 102
101 100
Bilamgan decimal inilah
yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu satuan, puluhan, ratusan,
ribuan, dan seterusnya.
Contoh:
13867, terdiri dari 10000 + 3000 + 800 + 60 + 7
Bilangan-bilangan
diatas dapat dikonversikan ke bilangan lain, seperti:
Konversi dari bilangan biner ke
dalam bilangan octal, decimal dan hexadecimal dan begitu pula sebaliknya dari
octal, decimal, dan hexadecimal ke bilangan biner.
Konversi biner ke octal
Caranya: angka pada bilangan biner
dibagi menjadi 3 yang dihitung dari belakang.
Contoh:
011100101 akan dikonversi ke
bilangan octal
Bilangan biner: 0
1 1 1
0 0 1
0 1
Position value: 02 + 21 + 20 22 + 01 + 00 22 + 01 + 00
0 +
2 + 1 4
+ 0 + 0 4
+ 0 + 0
3 4 5
Jadi angka 011100101(biner) = 345
(octal)
Konversi Biner Ke Desimal
Caranya: angka dalam bilangan
biner tersebut dikalikan dengan positin value. Setelah dikalikan, jumlahkan
semua angka tersebut.
Contoh:
11100101 bilangan biner akan
dikonversi ke bilangan desimal
Bilangan biner: 1
1 1 0
0 1 0
1
X
X X X X
X X X
Poin value: 27 26 25 24 23
22 21 20
128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 6 + 2 +1 = 225
Jadi angka 11100101 (biner) = 225
(decimal)
Konversi Biner Ke Hexadesimal
Caranya: angka dalam bilangan
biner tersebut dibagi menjadi 4 yang dihitung dari belakang dan bila angka
tersebut tidak dapat dibagi 4, sisanya ditambah dengan 0.
Contoh:
11100101 bilangan biner akan
dikonversi ke bilangan hexadesimal
Bilangan biner: 1
1 1 0
0 1 0
1
Position value: 23 + 22 + 21 + 00 03 + 22 + 01 + 20
8
+ 4 + 2 + 0
0 + 4 +
0 + 1
14 5
Jadi angka 011100101(biner) = E5
(hexadesimal)
Konversi Oktal ke Biner
Caranya: setiap angka dalam
bilangan octal diwakili oleh 3 angka pada bilangan biner.
Contoh:
11100101 bilangan biner akan
dikonversi ke bilangan hexadesimal
Bilangan octal: 3 4 5
011 100
101
Jadi angka 345(oktal) = 011100101
(biner)
Konversi
Desimal ke Biner
Caranya: kurangi angka decimal
tersebut dengan angka biner yang mendekati, namun angak biner tersebut harus
lebih rendah dari bilangan desimalnya.
Bilangan decimal: 345
29 28 27 26 25 24 23
22 21
20
512 256 128
64 32 16
8 4 2
1
345
89(345-256)
25(89-64)
9(25-16)
1(9-8)
1 1 0 1
1 0 0
1
Jadi
angka 345 (decimal) =11011001(biner)
Konversi Hexadesimal Ke Biner
Caranya: setiap bilangan
hexadecimal akan diwakili oleh 4 angka biner.
Contoh:bilangan hexadecimal 45E
akan dikonversi ke bilangan decimal.
Bilang hexsadesimal: 4 5 E
0100 1010
1110
Jadi angka 45E (hexadecimal) =
010010101110 (biner)
Konversi Oktal ke Desimal
Caranya: kalikan masing-masing
bilangan pada bilangan octal dengan positin value. Setelah dikalikan, lalu
jumlahkan semua.
Contoh:
Bilangan octal 2 5 5
X X X
82 81 80
128
+ 40
+ 5 = 173
Jadi angak octal 255= 173 desimal
Konversi Oktal Ke Hexadesimal
Caranya: ubah terlebih dahulu ke
dalam bentuk binery, kemudian ybah ke dalam bentuk hexadecimal:
Contoh 3 4 5
011 100 101
Jadi
angka 345 (octal ) = 011100101(hexadecimal)
Konversi Desimal Ke Oktal
Caranya: Bilangan decimal dibagi
dengan angka 8 sebagai basis dari bilangan octal.
Contoh:
Bilang desimal: 255 : 8 = 31 sisa 7
31 : 8 = 3 sisa 7
3
Jadi
angka 255 (decimal) = 773 (octal)
Konversi
Hexadesimal Ke Oktal
Caranya:
ubah terlebih dahulu ke dalam bentuk binery, kemudian ubah ke dalam bentuk
octal.
Contoh.
Bilang hexsadesimal: E D
1110
0101
Dari bilangan biner tersebut
konversikan kedalam bentuk octal.
0 1
1 1 0
0 1 0
1
02 21 20 22 01 00 22
01 20
0
+ 2 + 1 4
+ 0 + 0
4 + 0 + 1
3 4 5
Jadi
angka ED(hexadecimal) = 345 (octal)
Konversi Desimal ke hexadesimal
Caranya: bilangan decimal dibagi
dengan 16 sebagai basis dari bilangan hexadesimal
Contoh:
Bilangan desimal 255: 16 = 15 sisa 15
15
Jadi angak desimal 255= FF
Hexadesimal
Konversi hexadesimal ke Desimal
Caranya: kalikan masing-masing
bilangan pada bilangan hexadesimal dengan positin value. Setelah dikalikan,
lalu jumlahkan semua.
Contoh:
Bilangan
hexadesimal 15 15
X X
161 160
240 + 15 = 255
Jadi
angak FF (hexadecimal)= 255 desimal
2. Kode Bilangan Yang Mewakili Data
Data disimpan di
computer pada main memory untuk diproses. Sebuah karakter data disimpan dalam
main memory menempati posisi 1 byte.
Komputer generasi pertama, 1byte terdiri dari 4 bit, komputer generasi
kedua, 1 byte terdiri dari 4bit, dan computer generasi sekarang kebanyakan 1
byte terdiri dari 8 bit. Suatu karakter data yang disimpan di main memory
diwakili dengan kombinasi digit binary (bit). Dengan dasar system bilangan yang
sudah dibahas sebelumya, dapat dipergunakan suatu kode binary untuk mewakili
suatu karakter.
Suatu komputer yang berbeda menggunakan kode binary yang
berbeda-beda mewakili suatu karakter. Dalam (Setiawan, 2003), komputer yang 1
byte terdiri dari 4 bit, menggunakan kode binarty yang berbentuk kombinasi 4
bit, yaitu BCD (Binary Coded Decimal).
Komputer yang menggunakan 6 bit untuk 1
bytenya, menggunakan kode binary yang terdiri dari kombinasi 6 bit, yaitu
SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal
Interchange Code). Computer yang 1 byte terdiri dari 8 bit, menggunakan
kode binary yang berbentuk kombinasi 8 bit, yaitu EBCDI (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCCI (Ameritcan Standard Code For Information
Interchange).
a. BCD
BCD (Binary Coded
Decimal) merupakan kode binary yang digunakan hanya untuk mewakili nilai
digit decimal saja, yaitu nilai angka 0 sampai dengan 9. BCD merupakan
kombinasi dari 4 bit, sehingga sebanyak 16 (24 = 16) kemungkinan
kombinasi yang dapat di peroleh dan hanya 10 kombinasi yang di pergunakan.
Tabel BCD
Digit
Desimal
|
BCD-4
Bit
|
0
|
0000
|
1
|
0001
|
2
|
0010
|
3
|
0011
|
4
|
0100
|
5
|
0101
|
6
|
0110
|
7
|
0111
|
8
|
1000
|
9
|
1001
|
Kode BCD yang orisinil
sudah jarang dipergunakan untuk computer generasi sekarang, karena tidak dapat
mewakili huruf atau simbul/karakter khusus. BCD digunakan pada computer
generasi pertama.
b. SBCDIC
SBCDIC (Standar Binary Coded Decimal Interchange
Code) merupakan kode binary perkembangan dari BCD. BCD dianggap tanggung,
karena masih ada 6 kombinasi yang tidak dipergunakan, tetapi tidak dapat
dipergunakan untuk mewakili karakter yang lain.
SBCDIC menggunakan
kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak kombinasi yang dihasilkan, sebanyak 64 (26
= 64) kombinasi kode yaitu 10 kode untuk digit angka, 26 kode untuk huruf dan
sisanya karakter khusus yang dipilih.
Posisi bit di SBCDIC
dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama diberi nama bit ( A dan B ) disebut
dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit
2, dan bit 1) disebut numeric bit position.
Zone Bit
|
Numeric Bit
|
||||
A
|
B
|
8
|
4
|
2
|
1
|
Table SBCDIC
Character
|
Zone
|
Digit
|
A – I
|
11
|
0001 – 1001
|
J – R
|
10
|
0001 – 1001
|
S – Z
|
01
|
0010 – 1001
|
1 – 0
|
00
|
0001 -1010
|
c. EBCDIC
EBCDI (Extended Binary Coded Decimal Interchange
Code) terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili
karakter sebanyak 256 (28 = = 256) kombinasi karakter.
Pada
EBDIC high order bits atau 4 bit pertama disebut zone bits, sedangkan low order
bits atau 4 bit ke dua disebut dengan numeric bits.
Zone Bit
|
Numeric
Bit
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
Table
EBCDIC
Character
|
Zone
|
Digit
|
A – I
|
1100
|
0001 - 1001
|
J – R
|
1101
|
0001 – 1001
|
S – Z
|
1110
|
0010 – 1001
|
0 – 9
|
1111
|
0000 – 1001
|
a – i
|
1000
|
0001 – 1001
|
j – r
|
1001
|
0001 – 1001
|
s - z
|
1010
|
0010 – 1001
|
d.
ASCII 7-bit
ASCCI (Ameritcan Standard Code For Information
Interchange) atau ada yang menyebut
dengan American Standard Comite On
Information Interchange dikembangkan oleh ANSI (American national standads
insitut) untuk tujuan membuat kode biner standar. Kode ASCII yang standar
menggunakan kombinasi 7 bit, dengan kombinasi kode sebanyak 127 dari 128 (27 = 128)
kemungkinan kombinasi yaitu:
26
huruf capital (A s/d Z)
26
huruf kecil (a s/d z)
10 digit decimal (0
s/d 9)
34 karakter control yang tidak dapat dicetak hanya
digunakan untuk informasi status operasi computer.
32 karakter khusus.
Table
ASCII 7-bit
Character
|
Zone
|
Digit
|
0 – 9
|
001
|
0000 – 1001
|
A – O
|
100
|
0001 – 1111
|
P – Z
|
101
|
0000 – 1010
|
a – o
|
110
|
0001 – 1111
|
p – z
|
111
|
0000 – 1010
|
C.
PENUTUP
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item
phisik. Pada komputer data yang
dipresentasikan sebagai bilangan-bilangan yang hanya dimengerti oleh komputer
itu sendiri atau yang disebut bilangan biner. Sistem bilangan yang banyak
dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sistem bilangan
yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem bilangan
menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base atau disebut juga radix)
yang tertentu. Basis yang dipergunakan masing-masing sistem bilangan tergantung
dari jumlah nilai bilangan yang dipergunakan.
a.
Pertanyaan
1. Jumlahkan :
a. 00110001 b.
01010111
00101100
10000011
Kurangkan :
c. 01100110 d.
10011000
1011 10011
2. Konversikan masing-masing bilangan
dibawah ini :
a. 111001012 = ...................10
b. 011010112 = ...................8
c. 45E16 = ...................2
d. 25410 = ...................16
b.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Anda dapat mengusai
materi ini apabila membuat ringkasan dalam bentuk peta konsep dan aktif dalam
diskusi kooperatif.
Cocokkan hasil jawaban
anda dengan panduan kunci jawaban dibawah ini, bila jawaan anda mencapai 80 %
ke atas, anda dapat melanjutkan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Kalau
tingkat penguasaan anda di bawah 80 % anda harus mengulangi kegiatan belajar 1
terutama pada bagian yang tidak anda kuasai.
c.
Kunci Jawaban
1. a. 00110001 b.
01010111
00101100
+ 10000011 +
11011101 11010110
c. 01100110 d. 10011000
1011 - 10011 -
01111011 10001001
2. a. 111001012 =..................10
11100101
bilangan biner akan dikonversi ke bilangan desimal
Bilangan
biner: 1 1
1 0 0
1 0 1
X
X X X
X X X X
Poin value: 27 26 25 24 23
22 21 20
128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 6 + 2 +1 = 225
Jadi angka
11100101 (biner) = 225 (decimal)
b. 0111011012 = ...................8
011100101 akan
dikonversi ke bilangan octal
Bilangan
biner: 0 1
1 1 0
0 1 0
1
Position
value: 02 + 21 + 20 22 + 01 + 00 22 + 01 + 00
0 +
2 + 1 4
+ 0 + 0 4
+ 0 + 0
3 4 5
Jadi angka
011100101(biner) = 345 (octal)
c. 45E16 = Bilang hexsadesimal: 4 5
E
0100 1010
1110
Jadi angka 45E
(hexadecimal) = 010010101110 (biner)
d. 25510 = Bilangan desimal
255: 16 = 15 sisa 15
15
Jadi angka desimal 255= FF Hexadesimal
D.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartono, J. M, 1999. Pengenalan Komputer. Andi Yogyakarta
2. Kadir, Abdul & Terra Ch.
Triwahyuni, 2003. Pengenalan Teknologi
Komputer. Andi Yogyakarta.
3. Nazarudin, Ramdani, 2005. Komputer & Trouble Shooting. Informatika Bandung.
4. Setiawan, Agung, 2003. Pengantar Sistem Komputer. Informatika
Bandung.
5. Wahana Komputer Semarang, 2004. Pedoman Praktis Perakitan dan Pengelolaan
Perangkat Komputer. Salemba Infotek.
Subscribe to:
Posts (Atom)