Keamanan
jaringan didefinisikan sebagai sebuah perlindungan dari sumber daya daya
terhadap upaya penyingkapan, modifikasi, utilisasi, pelarangan dan perusakan
oleh person yang tidak diijinkan. Beberapa insinyur jaringan mengatakan bahwa
hanya ada satu cara mudah dan ampuh untuk mewujudkan sistem jaringan komputer
yang aman yaitu dengan menggunakan pemisah antara komputer dengan jaringan
selebar satu inci, dengan kata lain, hanya komputer yang tidak terhubung ke
jaringanlah yang mempunyai keamanan yang sempurna. Meskipun ini adalah solusi
yang buruk, tetapi ini menjadi trade-off antara pertimbangan fungsionalitas dan
memasukan kekebalan terhadap gangguan.
Protokol
suatu jaringan sendiri dapat dibuat aman. Server-server baru yang menerapkan
protokol-protokol yang sudah dimodifikasi harus diterapkan. Sebuah protokol
atau layanan (service) dianggap cukup aman apabila mempunyai kekebalan ITL klas
0 (tentang ITL akan dibahas nanti). Sebagai contoh, protokol seperti FTP atau
Telnet, yang sering mengirimkan password secara terbuka melintasi jaringan,
dapat dimodifikasi dengan menggunakan teknik enkripsi. Jaringan daemon, seperti
sendmail atau fingerd, dapat dibuat lebih aman oleh pihak vendor dengan
pemeriksaan kode dan patching. Bagaimanapun, permasalahan mis-konfigurasi,
seperti misalnya spesifikasi yang tidak benar dari netgroup, dapat menimbulkan
permasalahan kekebalan (menjadi rentan). Demikian juga kebijakan dari departemen teknologi informasi
seringkali memunculkan kerumitan pemecahan masalah untuk membuat sistem menjadi
kebal.
Tipe Threat
Terdapat dua
kategori threat yaitu threat pasif dan threat
aktif.
Threat pasif melakukan pemantauan dan atau perekaman data selama data ditranmisikan lewat fasilitas komunikasi. Tujuan penyerang adalah untuk mendapatkan informasi yang sedang dikirimkan. Kategori ini memiliki dua tipe yaitu release of message contain dan traffic analysis. Tipe Release of message contain memungkinan penyusup utnuk mendengar pesan, sedangkan tipe traffic analysis memungkinan penyusup untuk membaca header dari suatu paket sehingga bisa menentukan arah atau alamat tujuan paket dikirimkan
Threat aktif merupakan pengguna gelap suatu
peralatan terhubung fasilitas komunikasi untuk mengubah transmisi data atau
mengubah isyarat kendali atau memunculkandata atau isyarat kendali palsu. Untuk
kategori ini terdapat tida tipe yaitu : message-stream
modification, denial of message service dan masquerade. Tipe message-stream modification memungkinan pelaku untuk memilih untuk
menghapus, memodifikasi, menunda, melakukan reorder dan menduplikasi pesan
asli. Pelaku juga mungkin untuk menambahkan pesan-pesan palsu. Tipe denial of
message service memungkinkan pelaku untuk merusak atau menunda
sebagian besar atau seluruh pesan. Tipe masquerade
memungkinkan pelaku untuk menyamar sebagi host atau switch asli dan
berkomunikasi dengan yang host yang lain atau switch untuk mendapatkan data
atau pelayanan.
Internet Threat
Level
Celah-celah
keamanan sistem internet, dapat disusun dalam skala klasifikasi. Skala
klasifikasi ini disebut dengan istilah skala Internet Threat Level atau skala
ITL. Ancaman terendah digolongkan dalam ITL kelas 0, sedangkan ancaman
tertinggi digolongkan dalam ITL kelas 9. Tabel 5.1 menjelaskan masing-masing
kelas ITL.
Kebanyakan permasalahan keamanan dapat diklasifikasikan ke dalam 3
kategori utama, tergantung pada kerumitan perilaku ancaman kepada sistem
sasaran, yaitu :
-
Ancaman-ancaman lokal.
-
Ancaman-ancaman remote
-
Ancaman-ancaman dari lintas
firewall
Selanjutnya klasifikasi ini dapat dipisah dalam derajat yang lebih
rinci, yaitu :
• Read access
•
Non-root write and execution access
•
Root write and execution access
Seberapa besar tingkat ancaman
dapat diukur dengan melihat beberapa faktor, antara lain :
•
Kerahasiaan data dalam sistem.
• Tingkat kepetingan dari integritas data
•
Kepentingan untuk menjaga akses yang tidak boleh terputus
•
Profil pengguna
•
Hubungan antara sistem dengan sistem yang lain.
ENKRIPSI
Setiap orang bahwa ketika
dikehendaki untuk menyimpan sesuatu secara pribadi, maka kita harus
menyembunyikan agar orang lain tidak tahu. Sebagai misal ketika kita megirim
surat kepada seseorang, maka kita membungkus surat tersebut dengan amplop agar
tidak terbaca oleh orang lain. Untuk menambah kerahasiaan surat tersebut agar
tetap tidak secara mudah dibaca orang apabila amplop dibuka, maka kita
mengupayakan untuk membuat mekanisme tertentu agar isi surat tidak secara mudah
dipahami.
Cara untuk membuat pesan tidak
mudah terbaca adalah enkripsi. Dalam hal ini terdapat tiga kategori enkripsi
antara lain :
-
Kunci enkripsi rahasia, dalam
hal ini terdapat sebuah kunci yang digunakan untuk meng-enkripsi dan juga
sekaligus men-dekripsi informasi.
-
Kunci enksripsi public, dalam
hal ini dua kunci digunakan, satu untuk proses enkripsi dan yang lain untuk
proses dekripsi.
-
Fungsi one-way, di mana
informasi di-enkripsi untuk menciptakan “signature” dari informasi asli yang
bisa digunakan untuk keperluan autentifikasi.
Enkripsi dibentuk dengan berdasarkan suatu algoritma yang akan
mengacak suatu informasi menjadi bentuk yang tidak bisa dibaca atau tak bisa
dilihat. Dekripsi adalah proses dengan algoritma yang sama untuk mengembalikan
informasi teracak menjadi bentuk aslinya. Algoritma yang digunakan harus
terdiri dari susunan prosedur yang direncanakan secara hati-hati yang harus
secara efektif menghasilkan sebuah bentuk terenkripsi yang tidak bisa
dikembalikan oleh seseorang bahkan sekalipun mereka memiliki algoritma yang
sama.
Algoritma sederhana dapat dicontohkan di sini. Sebuah algoritma
direncanakan, selanjutnya disebut algoritma (karakter+3), agar mampu mengubah
setiap karakter menjadi karakter nomor tiga setelahnya. Artinya setiap
menemukan huruf A, maka algoritma kan mengubahnya menjadi D, B menjadi E, C
menjadi F dan seterusnya.
Sebuah pesan
asli, disebut plaintext dalam bahasa
kripto, dikonversikan oleh algoritma karakter+3 menjadi ciphertext (bahasa kripto untuk hasil enkripsi). Sedangkan untuk
mendekripsi pesan digunakan algoritma dengan fungsi kebalikannya yaitu karakter-3
Metode enkripsi yang lebih umum adalah menggunakan sebuah algoritma
dan sebuah kunci. Pada contoh di atas, algoritma bisa diubah menjadi
karakter+x, di mana x adlah variabel yang berlaku sebagai kunci. Kunci bisa
bersifat dinamis, artinya kunci dapt berubah-ubah sesuai kesepatan untuk lebih
meningkatkan keamanan pesan. Kunci harus diletakkan terpisah dari pesan yang
terenkripsi dan dikirimkan secara rahasia. Teknik semacam ini disebut sebagai
symmetric (single key) atau secret key cryptography. Selanjutnya akan muncul
permasalahn kedua, yaitu bagaimana mengirim kunci tersebut agar kerahasiaannya
terjamin. Karena jika kunci dapat diketahui oeleh seseorang maka orang tersebut
dapat membongkar pesan yang kita kirim.
Kunci privat
dijaga kerahasiaanya oleh pemiliknya atau diterbitkan pada server kunci publik
apabila dihendaki. Apabila kita menginginkan untuk mengirimkan sebuah pesan
terenkripsi, maka kunci publik dari penerima pesan harus diberitahukan untuk
mengenkripsi pesan. Saat pesan tersebut sampai, maka penerima akan mendekripsi
pesan dengan kunci privatnya. Jadi konsep sederhana yang diaplikasikan di sini
adalah bahwa sebuah pesan hanya bisa didekripsi dengan sebuah kunci privat
hanya apabila ia sebelumnya telah dienskripsi dengan kunci public dari pemilik
kunci yang sama.
Enkripsi ini memiliki bersifat one-way
function. Artinya proses enkripsi sangat mudah dilakukan, sedangkan proses
dekripsi sangat sulit dilakukan apbila kunci tidak diketahui. Artinya untuk
membuat suatu pesan terenkripsi hanya dibutuhkan waktu beberapa detik,
sedangkan mencoba mendekripsi dengan segala kemungkinan membutuhkan waktu
ratusan, tahuanan bahkan jutaan tahun meskipun menggunakan komuter yang handal
sekalipun
Enkripsi one-way digunakan untuk
bebearap kegunaan. Misalkan kita memliki dokumen yang akan dikirimkan kepada
seseorang atau menyimpan untuk kita buka suatu saat, kita bisa menggunakan
teknik one-way function yang akan menghasilkan nilai dengan panjang tertentu
yang disebut hash.. Hash merupakan suatu signature yang unik dari suatu dokumen
di mana kita bisa menaruh atau mengirimkan bersama dengan dokumen kita.
Penerima pesan bisa menjalankan one-way function yang sama untuk menghasilkan
hash yang lain. Selanjutnya hash tersebut saling dibanding. Apabila cocok, maka
dokumen dapat dikembalikan ke bentuk aslinya.
Tujuan
Kriptografi
Tujuan dari
sistem kriptografi adalah :
•
Confidentiality : memberikan kerahasiaan
pesan dan menyimpan data dengan menyembuyikan informasi lewat teknik-teknik
enkripsi.
•
Message Integrity : memberikan jaminan untuk tiap bagian bahwa pesan tidak akan
mengalami perubahan dari saat ia dibuat samapai saat ia dibuka.
•
Non-repudiation : memberikan cara untuk
membuktikan bahwa suatu dokumen datang dari seseorang apabila ia mencoba
menyangkal memiliki dokumen tersebut.
• Authentication : Memberikan dua layanan.
Pertama mengidentifikasi keaslian suatu pesan dan memberikan jaminan
keotentikannya. Kedua untuk menguji identitas seseorang apabila ia kan memasuki
sebuah sistem.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa
kriptografi dapat diterapkan dalam banyak bidang . Beberapa hal di antaranya :
•
Certificates (Digital IDs) .
•
Digital signatures.
•
Secure channels.
0 Response to "Keamanan Jaringan "
Post a Comment